

Sumber : Badan Pusat Statistik
Sebanyak 92,64% rumah tangga telah memiliki akses terhadap sumber air bersih yang layak di Indonesia, dengan capaian tertinggi terjadi di DKI Jakarta 99,96% untuk wilayah perkotaan tanpa wilayah perdesaan dan capaian terendah yaitu provinsi Papua Pegunungan sebesar 30,64% dengan rincian 65,48% untuk wilayah perkotaan dan 27,89% untuk wilayah perdesaan. Hal ini menunjukan kesenjangan yang sangat jauh di setiap wilayah. Sedangkan proporsi dari populasi yang mendapatkan akses air minum secara layak adalah 20,49% untuk skala nasional.
Tapi tahukah jika Indonesia diprediksi mengalami krisis air bersih pada tahun 2035, hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti perubahan iklim, deforestasi, penggunaan air tanah secara berlebihan, dan meningkatnya jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik, ketersediaan air di Indonesia pada tahun 2035 diproyeksikan hanya sebesar 181.498 meter kubik, jika dibandingkan dengan jumlah ketersediaan air di tahun 2010 sebesar 265.420 meter kubik.


Sumber : Kompas.com
Untuk mengatasi dampak tersebut, masyarakat dan industry dihimbau untuk tidak menggunakan air tanah secara berlebihan, dan dapat mengelola air hujan secara bijak agar dapat digunakan kembali. Selain itu, masyarakat dan industri dapat memanfaatkan fasilitas air yang disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mayoritas mengelola air permukaan seperti waduk, sungai, mata air sebagai air baku yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat dan industri.


Air yang sudah selesai diolah oleh PDAM nantinya akan ditampung pada reservoir daerah sebelum dialirkan ke pengguna. Untuk memastikan kebutuhan sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan, maka diperlukan perhitungan yang tepat dalam prosesnya, termasuk pada saat pemilihan pipa untuk mendistribusikan air bersih agar sesuai dengan debit yang diperlukan. Salah satu pipa yang mampu mengoptimalkan distribusi air bersih adalah pipa Rucika Exoplas yang dibuat dari pipa Polyvinyl Chloride dengan metode biaxial yang menghasilkan dengan ketebalan dinding pipa lebih tipis dibandingkan uPVC biasa, sehingga mampu mengalirkan debit air lebih banyak.


Pipa PVC-O Rucika Exoplas memiliki ketahanan impak yang tinggi yang membuat pipa dapat langsung ditimbun kembali menggunakan tanah urug tanpa perlu diberi bedding. Selain itu, pipa PVC-O Rucika Exoplas memiliki system penyambungan yang mudah menggunakan rubber ring joint dengan teknologi Angerlok-TM yang terbuat dari material EPDM dan Polypropylene sehingga mampu memastikan pemasangan rubber terhindar dari selip, membuat sambungan pipa PVC-O Rucika Exoplas mampu terhindar dari kebocoran dan tidak terbalik pada saat pemasangan rubber.


Potensi krisis air bersih dapat dikurangi dengan memilih pipa untuk distribusi air bersih yang tepat, sehingga tidak ada lagi kehilangan air yang disebabkan oleh kebocoran.



