Indonesia adalah negara tropis yang terletak di garis khatulistiwa, sehingga memiliki intensitas curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Hal ini seringkali menimbulkan kekhawatiran, terutama saat hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir pada lingkungan, kebocoran pada gedung, dan kerusakan pada atap bangunan.
Salah satu penyebab kerusakan atap adalah genangan air hujan yang tidak langsung mengalir ke tanah, melainkan tertahan di atap karena sistem drainase yang tidak optimal. Genangan air tersebut dapat menambah beban pada struktur atap dan berisiko menyebabkan atap roboh.
Agar tidak terjadi genangan air di atap bangunan, kita perlu memastikan drainase air hujan pada bangunan berfungsi dengan optimal, selain curah hujan yang tinggi, daun dan sampah yang ada di roof outlet sering kali menyebabkan drainase air hujan pada atap menjadi mampet yang kemudian menyebabkan genangan pada struktur atap. Oleh karena itu perawatan pada drainase atap dan talang bangunan perlu dilakukan secara berkala untuk mencegah drainase atap mampet.
Pada sistem drainase konvensional, hanya sekitar 20% volume air mengalir melalui pipa tegak vertical dan sekitar 70% melalui pipa horizontal. Adanya udara dalam pipa drainase air hujan konvensional seringkali menyebabkan aliran drainase air hujan di atap bangunan tidak maksimal, sehingga air mudah menggenang dan membebani struktur atap pada saat hujan lebat menjadi tinggi.
Selain itu, pada drainase air hujan konvensional, jika ingin mendapatkan volume aliran air yang lebih besar untuk bisa mengalir dari atap menuju drainase kota kita perlu memasang lebih banyak roof outlet, hal ini menyebabkan penggunaan material juga menjadi lebih besar.
Berbeda halnya apabila kita menggunakan drainase atap system siphonic, yang mana drainase atap ini memanfaatkan ketinggian bangunan sehingga menciptakan efek sifon yang dapat mempercepat aliran air hujan. Pada drainase atap siphonic system pipa drainase atap dapat terisi air secara penuh tanpa ada udara di dalamnya pada saat intensitas air hujan tinggi, sehingga mampu mengurangi beban pada struktur atap karena air yang mengalir ke drainase kota bisa lebih cepat dibandingkan drainase konvensional.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Rucika menghadirkan Rucika Syfon System, hasil kolaborasi dengan Syfon Australia. Sistem ini menggunakan prinsip siphonic drainage yang memungkinkan aliran air hujan mengalir lebih cepat tanpa memerlukan kemiringan pipa.
Keunggulan Rucika Syfon System :
- Menghemat penggunaan material
- Tidak memerlukan kemiringan (sloping)
- Fleksibilitas desain, Jumlah downpipe yang sedikit dan tanpa perlu sloping menciptakan ruang bebas untuk desain
- Self-cleaning Kecepatan air dalam pipa hingga 6 m/s, yang menciptakan efek self-cleaning sehingga menghilangkan endapan dalam pipa.
- Mempermudah dalam pemasangan Ukuran pipa dan talang air yang relatif lebih kecil, jumlah roof outlet yang lebih sedikit serta pengurangan pipa bawah tanah sehingga mempermudah dan mempercepat dalam pemasangan.
- Mengurangi pekerjaan galian dan pipa/saluran drainase bawah tanah Lebih mudah dihubungkan ke lokasi pembuangan (Rucika Rainwater System atau saluran pembuangan eksternal).
Persiapan Sebelum Instalasi Rucika Syfon System :
Agar desain drainase siphonic optimal, tim Rucika memerlukan data berikut:
- Data curah hujan di lokasi
- Gambar denah dan potongan bangunan
- Informasi letak instalasi pipa lainnya
- Posisi discharge
Dengan demikian, kamu tidak perlu khawatir lagi akan kerusakan atap akibat genangan air hujan yang tidak mengalir optimal di atap bangunan, karena Rucika Syfon System hadir sebagai solusi total sistem perpipaan.