Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis yang terletak di sebelah tenggara benua Asia. Sebagai negara tropis, Indonesia hanya memiliki dua musim saja yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Biarpun hanya ada dua musim Indonesia sering kali menghadapi berbagai masalah yang menyangkut dengan alam salah satu yang paling krusial adalah masalah dengan air.
Di saat musim penghujan, Indonesia dihadapkan dengan jumlah air yang sangat melimpah hingga sungai- sungai yang ada tidak mampu menampung jumlah air dan terjadilah banjir. Dengan curah hujan yang tinggi berbagai wilayah di Indonesia sering kali tergenang banjir karena kapasitas sungai- sungai yang membelah daratan sudah berkurang yang disebabkan oleh pendangkalan sungai, menumpuknya sampah- sampah di pintu air, serta pembangunan liar yang ada di bantaran sungai. Semua hal tersebut merupakan titik awal terjadinya banjir.
Selain masalah banjir saat musim penghujan, di berbagai wilayah Indonesia akan mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih pada musim kemarau tiba. Kekeringan yang terjadi karena musim kemarau akan menyebabkan banyak hasil kebun yang gagal panen.
Adanya alternatif solusi masalah sumber daya air melalui upaya konservasi air dengan teknik pemanenan air hujan (rain water harvesting). Maryono dan Santoso (2006) menyebutkan bahwa di dunia internasional saat ini upaya memanen hujan telah menjadi bagian penting dalam agenda global environmental water resources management dalam rangka penanggulangan ketimpangan air pada musim hujan dan kering (lack of water), kekurangan pasokan air bersih penduduk dunia, serta penanggulangan banjir dan kekeringan. Teknik pemanenan air hujan atau disebut juga dengan istilah rain water harvesting didefinisikan sebagai suatu cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan rendah. Dilihat dari ruang lingkup implementasinya, teknik ini dapat digolongkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu :
- Teknik pemanenan air hujan dengan atap bangunan (roof top rain water harvesting).
- Teknik pemanenan air hujan (dan aliran permukaan) dengan bangunan reservoir, seperti dam parit, embung, kolam, situ, waduk, dan sebagainya.
Rucika telah mengembangkan sistem baru untuk mengatasi hal tersebut yaitu Rucika Rainwater System, sebuah sistem resapan dan pengendalian air hujan. Sistem ini dapat digunakan secara terpisah atau terhubung dengan sistem lain seperti drainase atap, drainase jalan, saluran dan sistem drainase lainnya.
Unit Rucika Rainwater System dapat digunakan untuk penyimpanan air sementara, dimana struktur unit ini di bawah tanah dan dibungkus dengan geomembrane kedap air. Berfungsi sebagai sumur resapan, Rucika Rainwater System dapat digunakan juga sebagai alternatif pembuangan air hujan dengan meresapkan air hujan ke dalam tanah. Untuk itu diperlukan pembungkus permeable geotextile. Dengan begitu Rucika Rainwater System menyediakan sebuah konsep green dan solusi khusus untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan air hujan untuk pengembangan perumahan, sipil, infrastruktur, sehingga dapat mendukung kelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R).
kembangkan produk untuk rain water harvesting
bisakah kami menjalin kerjasama