27 Desember 2021,

ECliST

Tetesan yang Berpotensi Mengacaukan Operasional Industri

Gambar dibawah ini adalah bentuk bangunan pabrik dan gudang yang umum di Indonesia. Bangunan tersebut didesain dengan empat atap pelana, karena bila hanya menggunakan satu atap dengan derajat kemiringan yang sama maka struktur rangka atapnya akan semakin tinggi.

bangunan pabrik dan gudang
bangunan pabrik dan gudang

Bila diperhatikan, pertemuan empat atap pelana tersebut mengharuskan adanya dua talang pada atap di bagian sisi luar dan tiga talang atap di bagian tengah bangunan. Menempatkan talang atap di tengah bangunan tentunya memiliki resiko tinggi, karena berpotensi air hujan meluap dan masuk ke dalam bangunan, yang tentunya bisa merusak barang ataupun mesin produksi di dalam bangunan tersebut.

Mesin produksi yang terkena air hujan bisa saja membuat operasional pabrik berhenti, hal ini pastinya akan memberikan kerugian besar pada perusahaan. Maka dari itu penting untuk perencana untuk memastikan bahwa desain drainase air hujan dapat bekerja dengan efektif sampai beberapa tahun kedepan.

Bila kita berbicara soal desain drainase air hujan, maka hal pertama yang perlu kita ketahui adalah debit air hujan yang akan dihasilkan pada bangunan tersebut. Caranya dengan mencari data intensitas curah hujan di lokasi bangunan tersebut dan luas area tangkapan air hujan.

Menggunakan rumus sederhana yaitu angka curah hujan dalam satuan milimeter (mm) dikalikan dengan luas atap (m2) sebagai area tangkapan air hujan, maka akan didapatkan debit dengan satuan liter per jam (L/jam). Dari rumus ini terlihat bahwa bangunan dengan luas atap berbeda maka desainnya pun berbeda, termasuk perbedaan lokasi akan mempengaruhi intensitas curah hujannya. Jadi tidak ada lagi kalimat “disamakan saja desainnya karena saya pernah mendesain seperti ini di proyek A tidak ada masalah sampai sekarang”, mungkin tidak ada masalah di proyek A tetapi belum tentu di proyek yang lain desain tersebut dapat digunakan. 

Bila mengikuti standar SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing pada Bangunan Gedung dijelaskan bahwa setiap persen kemiringan pipa horizontal akan mempengaruhi debit yang dialirkan. Semakin kecil persen kemiringan maka akan semakin kecil pula debitnya. Pada standar ini juga dicantumkan bahwa kemiringan yang paling besar adalah 4% dan yang paling kecil adalah 1%. Tetapi jangankan menggunakan kemiringan 4% atau 2%, kemiringan 1% saja seringkali sangat sulit diterapkan di lapangan.

Hal ini dikarenakan semakin panjang pipa horisontalnya maka akan semakin rendah elevasi instalasi pipanya. Sehingga seringkali perencana ataupun aplikator memasang instalasi pipa dengan kemiringan seadanya, bahkan hampir tidak ada kemiringan. Hal ini membuat debit air yang bisa dialirkan akan semakin kecil.

Bila kita menggunakan pompa untuk menyedot atau mendorong aliran air tentunya kita tidak memiliki masalah dengan kemiringan instalasi. Tidak hanya terlepas dari masalah kemiringan pipa, tetapi juga dapat meniadakan masalah dimensi pipa yang terlalu besar karena dengan kecepatan aliran yang tinggi, dimensi pipa yang digunakan akan lebih kecil.

Hal paling penting ketika kita dapat meningkatkan kecepatan aliran adalah kita dapat terhindar dari masalah utama yaitu meluapnya air di talang atap seperti yang diceritakan di atas. Tetapi dengan menggunakan pompa tentunya akan meningkatkan biaya operasional dan tidak efektif.

Namun untuk meningkatkan kecepatan aliran air kita tidak harus menggunakan pompa. Kita dapat memanfaatkan tekanan negatif yang dihasilkan dari efek sifon sehingga aliran air seolah – olah disedot oleh pompa. Saat ini RUCIKA telah memanfaatkan efek sifon ini menjadi teknologi untuk drainase air hujan pada talang atap yang bernama RUCIKA Siphonic System.

Dengan menggunakan sistem ini kita dapat terhindar dari potensi masuknya air hujan ke dalam pabrik maupun masalah – masalah lain yang telah kita bahas di atas. Sistem ini telah lama digunakan pada negara – negara maju dan menjadi sebuah kewajiban pada bangunan dengan luas atap tertentu. Karena mempertimbangkan manfaat yang besar itulah maka RUCIKA memberikan solusi drainase air hujan yang lebih efektif dan efisien. Jadi tidak ada lagi industri mengalami kerugian yang besar hanya dikarenakan air hujan yang menetes mengacaukan operasional. Daripada dibiarkan menetes ke mesin produksi, lebih baik diteteskan ke sumur resapan.

-CFS-

Share This Post :

guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

OUR PRODUCTS

SORT BY